Seiring berjalannya waktu, tarif listrik akan terus naik. Salah satu faktornya dikarenakan kebutuhan pasokan listrik PLN yang terus meningkat, sementara suplai energi yang tersedia terbatas. Oleh karena itu, PLTS atap jadi alternatif terbaik pengganti energi listrik PLN.
PLTS atau pembangkit listrik tenaga surya merupakan energi yang diperoleh dari radiasi matahari melalui sel panel surya yang disebut fotovoltaik. Sel ini yang akan menangkap sinar matahari lalu mengkonversinya menjadi listrik.
Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan PLTS atap selengkapnya dibawah ini.
Table of Contents
ToggleApa Itu PLTS Atap
PLTS adalah singkatan dari “Pembangkit Listrik Tenaga Surya”. Lebih dari sekadar panel surya, PLTS mencakup sejumlah komponen seperti inverter, kabel-kabel, dan komponen lain yang penting untuk menghasilkan dan mengelola energi listrik dari sinar matahari. Sistem PLTS didesain untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk memasok kebutuhan listrik di rumah, gedung, atau fasilitas lainnya.
Pemerintah bahkan memberikan insentif atau subsidi untuk mendorong pemasangan PLTS guna mendorong penggunaan energi terbarukan dan mengurangi dampak lingkungan negatif.
Komponen Utama PLTS atap
Secara garis besar skema PLTS atap terhubung lewat enam komponen utama untuk mendukung kinerjanya dengan baik. Keenam komponen tersebut adalah:
- Panel Surya. Komponen utama yang bertanggung jawab untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
- Inverter. Perangkat elektronik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) yang dihasilkan oleh panel surya menjadi arus bolak-balik (AC) yang dapat digunakan untuk keperluan listrik di rumah atau bangunan.
- AC Combiner. Sebelum masuk ke beban load atau beban rumah, energi listrik akan melewati AC Combiner yang menghubungkan arus dari inverter/ sehingga menjadi satu jalur output AC tunggal. AC Combiner Box juga berfungsi untuk memberikan perlindungan listrik dan pemutusan sirkuit jika terjadi korsleting pada sistem panel surya.
- Energy Meter. Perangkat yang memungkinkan inverter untuk membaca daya listrik dari jaringan panel surya dan mengontrol produksi daya listrik.
- Sistem Monitoring dan Kontrol. Memantau kinerja sistem PLTS, termasuk produksi energi, penggunaan energi, kondisi baterai, dan parameter lainnya.
- Net Meter. Alat pengukur energi listrik yang menghitung energi yang dihasilkan dan dikonsumsi oleh panel surya, serta listrik yang dipasok dari jaringan PLN.
- Mounting. Kerangka atau bingkai yang digunakan untuk memasang panel surya pada atap bangunan.
Cara Kerja PLTS Atap
Berdasarkan enam komponen di atas, maka susunan mekanisme atau cara kerja PLTS atap adalah sebagai berikut.
- Panel surya menangkap sinar matahari dalam bentuk arus listrik satu arah (DC).
- Inverter mendapat input dari listrik DC, lalu diubah menjadi arus listrik bolak-balik (AC).
- Produksi panel surya dapat dipantau oleh pelanggan secara teratur
- AC Combiner menerima arus listrik AC sebelum dialirkan ke jaringan listrik dalam rumah dan meteran.
- Energi akan dikontrol oleh Energy Meter. Komponen ini berfungsi untuk mengukur kebutuhan energi setiap pelanggan.
- Energi listrik mengisi beban listrik rumah atau gedung.
- Net metering PLTS terhubung ke PLN untuk mengukur besarnya arus impor dari jaringan listrik PLN.
Manfaat PLTS Atap
Berikut adalah beberapa manfaat PLTS Atap:
- Menggunakan energi matahari yang merupakan sumber energi terbarukan dan bersih.
- Bantu mengurangi permintaan terhadap sumber energi fosil seperti batubara, minyak, dan gas alam.
- Tidak perlu bergantung sepenuhnya pada pasokan listrik dari jaringan umum.
- Panel surya yang dipasang di atap rumah dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung yang membantu melindungi atap dari kerusakan akibat cuaca atau sinar UV.
- Dalam jangka panjang, penggunaan energi surya yang bersih membantu mengurangi emisi karbon dan mendukung upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
Tantangan dan Solusi Dalam Pemasangan PLTS Atap
Meski memberikan manfaat yang banyak, namun dalam prosesnya pemasangan PLTS cukup rumit dan menjadi tantangan tersendiri.
1. Aturan PLTS Atap
Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2021 tentang sistem PLTS yang Terhubung Pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum (IUPTLU).
Saat ini terdapat penyesuaian regulasi terhadap ekspor listrik dari sistem panel surya atap ke jaringan PLN sebagai respons terhadap surplus listrik di Jawa-Bali. Instalasi PLTS hanya diperbolehkan berkontribusi maksimal 15% dari total kapasitas listrik terpasang.
Kendala ini menjadi hambatan bagi pelanggan yang ingin beralih ke sumber energi bersih, dan pembatasan ini mengurangi potensi kontribusi energi listrik dari panel surya atap dalam mengurangi konsumsi energi bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca.
Solusi Zero Export dari SUN Terra menggabungkan teknologi cerdas dan memberikan rekomendasi kapasitas sistem panel surya berdasarkan penggunaan listrik harian pelanggan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi energi dengan menggunakan kapasitas panel surya yang sesuai, sambil mencegah pengiriman energi surya berlebih ke jaringan.
2. Insentif dari Pemerintah
Pemerintah memberikan insentif untuk pemasangan sistem panel surya atap di Indonesia. Untuk mendapatkan insentif tersebut pelanggan harus lolos tahap verifikasi dan kriteria yang ditentukan. Jika disetujui, pembayaran insentif dilakukan satu kali sesuai nilai e-voucher yang akan ditransfer ke rekening pelanggan.
3. Perizinan dan Peraturan
Setiap wilayah memiliki peraturan dan persyaratan perizinan yang berbeda terkait pemasangan PLTS atap. Tantangan yang mungkin muncul adalah memahami peraturan setempat dan memperoleh izin yang diperlukan. Solusinya adalah dengan berkonsultasi dengan pihak berwenang setempat atau ahli energi terbarukan untuk memahami persyaratan perizinan dan memastikan bahwa instalasi panel surya atap memenuhi standar yang ditetapkan.